Selamat Datang...!!!! Semoga Bermanfaat...

Selamat Datang...!!! Semoga Bermanfaat...!!!

Catut Nama lagi lagi catut nama



Islamedia.co - Perwakilan alumni Gontor Addy Hasan, melayangan surat protes kepada Tribunnews.com, hari ini Kamis (29/5/2014).

Protes yang ia layangkan terkait dengan pemberitaan berjudul  "Santri Gontor Nilai Jokowi-JK Pemimpin yang Diminta, Bukan Mencalonkan Diri" yang dipublish Tribunnews.com, Rabu 28 Mei 2014 pukul 23:12 WIB.  http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/05/28/santri-gontor-nilai-jokowi-jk-pemimpin-yang-diminta-bukan-mencalonkan-diri.


Berikut isi protesnya :
 

"Saya mewakili teman-teman alumni yang tergabung dalam IKPM keberatan dengan judul tersebut. Dalam judul berita tersebut ditulis "Santri". Judul berita ini sangat tidak lazim dan berbau politis karena "santri" tidak boleh berpolitik di dalam pondok. Kredibilitas nara sumber dipertanyakan," ujar Addy Hasan
 Australia Khawatir Bila Prabowo Berkuasa
Pengamat hukum internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menganggap tenggat waktu penyelesaian kode tata kelakuan baik (Code of Conduct) sebagai syarat pulihnya hubungan RI-Australia merupakan sesuatu yang terburu-buru.

Untuk diketahui, dalam pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Australia Tony Abbott pada awal Mei, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono berharap COC sudah rampung bulan Agustus.

Menurut Hikmahanto, proses pemulihan hubungan yang demikian hanya menunjukkan kasus kisruh hubungan RI-Australia menyangkut ego pribadi Presiden SBY, bukan masalah negara.

Elektabilitas Prabowo-Hatta Terus Naik


Ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta, Mahfud MD, mengatakan elektabilitas pasangan capres  yang disokong Koalisi Merah Putih itu terus meningkat tajam.

Sebagai salah satu bentuk strategi pemenangan, ia meminta semua kader partai dan relawan untuk terjun ke masyarakat agar mendapatkan mandat penuh.
"Bus Karatan...."
Twit @Fahrihamzah
(Kamis, 22/5/2014)

Apa kabar para relawan?

Kalau mau jujur... Kasus @Prabowo08 sudah selesai.. Kasus @jokowi_do2 baru mau mulai... #BagaimanaDong...

Saya secara khusus mengkhawatirkan Apa yang pernah terjadi dengan @boediono Dalam kasus #CENTURY ..

Saat kabareskrim @susno2g (Susno Duadji) akan memeriksanya.. Sebagai gubernur BI... Doi sedang nyawapres...

PETISI untuk Abraham Samad: KPK Harus Keluarkan Indeks Korupsi Parpol sebelum Pemilu 2014

Untuk:
Abraham Samad, Ketua KPK

KEGIGIHAN KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dalam memburu para koruptor Hiu selama ini telah mengindikasikan betapa Indonesia ingin secara serius menghabisi ikon-ikon korupsi, baik itu secara ikon personal maupun ikon kelembagaan. Atas kerja keras KPK itulah, kami sangat mengapresiasi, sehingga kami pun mengharapkan KPK mampu mengedukasi kami lebih jauh dengan meminta KPK melalui petisi "KPK Harus Keluarkan Indeks Korupsi Parpol sebelum Pemilu 2014"

15 Tahun PKS "Menari di Tengah Badai"

Oleh: Afrianto Daud
Mahasiswa Doktoral di Monash University, Australia

Suka atau tidak, semenjak kelahirannya partai yang sebelumnya bernama PK (Partai Keadilan) ini terus saja menjadi sorotan publik, menjadi buah bibir dan mungkin juga sering ‘dipergunjingkan’. PKS seperti tidak pernah kehabisan energi dan ide untuk tetap bisa membuat berita.

Setiap aksi, kebijakan, perilaku dan ucapan para politisinya tak jarang menimbulkan pro dan kontra, melahirkan sejuta cerita dengan nada warna warni;

Luar Biasa, Kader PKS Non Caleg Ini Jual Rumah Untuk Infaq Pemenangan PKS

mas Faqih (38 th)
Jual harta benda pribadi untuk modal caleg kampanye mungkin hal biasa. Calon anggota legislatif (caleg) memang perlu modal besar untuk sosialisasikan dirinya. Namun apa jadinya jika ada kader non caleg yang sampai rela menjual rumah tempat keluarganya berteduh untuk kampanye PKS? Dia makhluk langka!

Ini kisah nyata dari Mojoroto Jatinom, Sidoharjo, Wonogiri. Sebuah kabupaten di perbatasan Jawa Tengah. Faqih (38 tahun) ikhlas menjual rumah tempat tinggalnya untuk modal kampanye PKS. Dia ingin partai dakwah ini menang di daerahnya di Sidoharjo. Pria sederhana ini tak rela jika PKS tak dapat kursi di Dapil 2 Wonogiri hanya karena masalah dana.