PKS: Lir-ilir, Tandure wus sumilir
Lagu Lir ilir adalah salah satu karya besar Sunan Kalijaga,
salah satu WaliSongo yang menggunakan lagu Lir ilir sebagai sarana
dakwah. Karyanya ini sangat dikenal oleh para masyarakat terdahulu
hingga kini, karena lagu ini mengandung makna yang patut untuk
diteladani dan mudah dicerna orang zaman dahulu karena mengandung unsur
kebudayaan jawa.
Terilhami lagu tersebut, alangkah indahnya bila ada yang bisa membuat
sebuah video klip dengan latar lagu Lir ilir tadi. Kira-kira begini
scene-nya:
Ada sebuah rapat para politisi/pejabat di suatu kantor, mereka berbincang sambil tertawa, tak peduli dengan kondisi rakyatnya. Dari balik jendela ruang rapat terlihat bendera sang merah putih yang lusuh dan robek diatas tiang di halaman kantor itu. Seakan tak ada yang peduli dengan bendera kebangsaan itu.
Lewatlah seorang pemuda (ikhwan) di depan kantor tersebut dan trenyuh melihat sang merah putih yang lusuh dan koyak tadi. Maka diturunkanlah bendera itu. Dibawalah bendera itu, kemudian ia memanjat pohon belimbing guna bahan pencuci kain bendera. Setelah bersih dan kering, dijahitlah bagian bendera yang koyak. Alhamdulillah, bendera sudah bersih dan rapi.
Esoknya dibawalah bendera itu ke kantor tadi. Para penghuni kantor tak sadar bahwa benderanya telah hilang. Tiba-tiba datanglah sang pemuda. Dinaikanlah bendera itu, setelah itu dia menghormat bendera. Orang-orang disekitar pun akhirnya ikut menghormat sang merah putih yang telah putih bersih tadi.
Penutup: PKS: Cinta, Kerja, Harmoni.
Pesan yang ditangkap pemirsa: PKS Nasionalis, PKS Njawani, PKS Religius, PKS Nyeni, PKS Full Harmoni.
Monggo siapa bisa merealisasikan. Yang belum faham makna lagu lir-ilir, silahkan baca artikelnya ini. (Filosofi Mendalam Tembang Lir-Ilir Sunan Kalijaga)
by: @spinandhito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar