Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hakul yakin raihan suara di pemilu 2014 mendatang akan signifikan.
Kepercayaan diri itu terbangun karena kondisi soliditas kader di akar rumput yang diikuti dengan hasil survei internal yang menunjukkan potensi rebound suara pasca penurunan akibat munculnya kasus melibatkan Luthfi Hasan Ishaaq (LHI).
Maka PKS percaya diri bisa mengusung kader sendiri di pilpres mendatang dengan segera menyiapkan sosok yang akan diusung melalui pemilihan rakyat (Pemira) pada akhir bulan ini.
Seperti disampaikan oleh Wasekjen PKS, Fahri Hamzah, Pemira dilaksanakan bukanlah sebagai jawaban atas dugaan penurunan elektabilitas partai akibat kasus hukum yang menimpa mantan Presiden PKS LHI.
Justru dengan munculnya masalah itu, kader yang solid di bawah memunculkan dinamika bahwa kader dari tingkatan bawah harus dilibatkan dalam proses pilpres, dan tak hanya diserahkan ke tataran elit partai.
"Kita tak perlu menutupinya. Tapi inilah yang menyebabkan adanya dinamika di bawah agar kandidat itu diputuskan bersama," kata Fahri di Jakarta, Jumat (22/11).
Dia juga menjelaskan bahwa PKS percaya dengan kekuatan soliditas strukturnya yang sudah bertumbuh sedemikian rupa menjadi lebih kuat. Sebagai ilustrasi, basis kader PKS yang hanya ribuan orang di 1998 kini sudah bisa dikatakan bertumbuh hingga mendekati angka sejuta orang.
Selain itu, hasil lembaga survei menunjukkan potensi PKS akan kembali menguat di pemilu mendatang.
"Penjelasan dari beberapa lembaga survei, (PKS) rebound-nya cukup surprise. Jadi tiga besar masih menjadi target seperti sedia kala," imbuh Fahri.
Dia juga menekankan bahwa Pemira PKS bukanlah seperti konvensi Partai Demokrat yang mengundang tokoh eksternal partai untuk ikut serta. Pemira PKS adalah sebuah dinamik internal karena menginginkan pertarungan murni kader sendiri menjadi calon pemimpin nasional masa depan.
"PKS tidak dititipkan kader dari mana-mana, karena dia konglomerat misalnya. Di kita, ada proses internal untuk jadi kader," imbuhnya.
Sebelumnya diketahui bahwa untuk menentukan capres yang akan diusung di pemilu 2014 mendatang, PKS akan menggelar Pemilihan Raya (Pemira) yang dikerjakan di bawah Lembaga Pelaksana Penokohan Kader (LPKK).
LPKK itu dipimpin Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Taufik Ridho.
Mekanismenya adalah LKPP ditugaskan untuk penjaringan nama kader yang layak diajukan akhirnya ke Majelis Syuro sebagai capres dari PKS. Majelis Syuro nanti menentukan siapa capres yang diajukan PKS.
Sebelum LKPP menentukan nama yang diajukan ke Majelis Syuro, arus bawah PKS akan memilih nama-nama yang layak dan diajukan dalam Pemira itu. Hingga saat ini, PKS sudah memegang 22 nama calon yang diajukan dari kader di akar rumput.
Nama-nama yang masih menjadi calon adalah seperti para menteri PKS yang duduk di kabinet, Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid dan Wali Kota Depok Nur Mahmudi.
Direncanakan penyelenggaraan Pemira adalah 29-30 November dan dari situ akan mengerucut tiga hingga lima nama, dan akan digodok akhir ke Majelis Syuro.
Dari Majelis Syuro, dilakukan musyawarah mufakat atau voting untuk pemilihan capres dan akan diumumkan ke masyarakat. Diprediksi paling lambat pekan ketiga Desember, nama capres akan final.
Kepercayaan diri itu terbangun karena kondisi soliditas kader di akar rumput yang diikuti dengan hasil survei internal yang menunjukkan potensi rebound suara pasca penurunan akibat munculnya kasus melibatkan Luthfi Hasan Ishaaq (LHI).
Maka PKS percaya diri bisa mengusung kader sendiri di pilpres mendatang dengan segera menyiapkan sosok yang akan diusung melalui pemilihan rakyat (Pemira) pada akhir bulan ini.
Seperti disampaikan oleh Wasekjen PKS, Fahri Hamzah, Pemira dilaksanakan bukanlah sebagai jawaban atas dugaan penurunan elektabilitas partai akibat kasus hukum yang menimpa mantan Presiden PKS LHI.
Justru dengan munculnya masalah itu, kader yang solid di bawah memunculkan dinamika bahwa kader dari tingkatan bawah harus dilibatkan dalam proses pilpres, dan tak hanya diserahkan ke tataran elit partai.
"Kita tak perlu menutupinya. Tapi inilah yang menyebabkan adanya dinamika di bawah agar kandidat itu diputuskan bersama," kata Fahri di Jakarta, Jumat (22/11).
Dia juga menjelaskan bahwa PKS percaya dengan kekuatan soliditas strukturnya yang sudah bertumbuh sedemikian rupa menjadi lebih kuat. Sebagai ilustrasi, basis kader PKS yang hanya ribuan orang di 1998 kini sudah bisa dikatakan bertumbuh hingga mendekati angka sejuta orang.
Selain itu, hasil lembaga survei menunjukkan potensi PKS akan kembali menguat di pemilu mendatang.
"Penjelasan dari beberapa lembaga survei, (PKS) rebound-nya cukup surprise. Jadi tiga besar masih menjadi target seperti sedia kala," imbuh Fahri.
Dia juga menekankan bahwa Pemira PKS bukanlah seperti konvensi Partai Demokrat yang mengundang tokoh eksternal partai untuk ikut serta. Pemira PKS adalah sebuah dinamik internal karena menginginkan pertarungan murni kader sendiri menjadi calon pemimpin nasional masa depan.
"PKS tidak dititipkan kader dari mana-mana, karena dia konglomerat misalnya. Di kita, ada proses internal untuk jadi kader," imbuhnya.
Sebelumnya diketahui bahwa untuk menentukan capres yang akan diusung di pemilu 2014 mendatang, PKS akan menggelar Pemilihan Raya (Pemira) yang dikerjakan di bawah Lembaga Pelaksana Penokohan Kader (LPKK).
LPKK itu dipimpin Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Taufik Ridho.
Mekanismenya adalah LKPP ditugaskan untuk penjaringan nama kader yang layak diajukan akhirnya ke Majelis Syuro sebagai capres dari PKS. Majelis Syuro nanti menentukan siapa capres yang diajukan PKS.
Sebelum LKPP menentukan nama yang diajukan ke Majelis Syuro, arus bawah PKS akan memilih nama-nama yang layak dan diajukan dalam Pemira itu. Hingga saat ini, PKS sudah memegang 22 nama calon yang diajukan dari kader di akar rumput.
Nama-nama yang masih menjadi calon adalah seperti para menteri PKS yang duduk di kabinet, Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid dan Wali Kota Depok Nur Mahmudi.
Direncanakan penyelenggaraan Pemira adalah 29-30 November dan dari situ akan mengerucut tiga hingga lima nama, dan akan digodok akhir ke Majelis Syuro.
Dari Majelis Syuro, dilakukan musyawarah mufakat atau voting untuk pemilihan capres dan akan diumumkan ke masyarakat. Diprediksi paling lambat pekan ketiga Desember, nama capres akan final.
(pm/beritasatu/nabawia)
*) via PKSpiyungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar