Oleh: Cahyadi Takariawan
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki kepahaman yang
utuh. Paham akan falsafah dasar perjuangan, paham akan nilai-nilai yang
diperjuangkan, paham akan cita-cita yang hendak dicapai, paham akan
jalan yang harus dilalui. Kader dakwah memiliki pemahaman yang
komprehensif. Paham akan tahapan-tahapan untuk merealisasikan tujuan,
paham akan konsekuensi setiap tahapan, paham akan logika tantangan yang
menyertai setiap tahapan, paham bahwa di setiap tahapan dakwah memiliki
tingkat resiko yang berlainan. Kepahaman kader dakwah terus berkembang.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki keikhlasan yang
tinggi. Ikhlas artinya bekerja hanya untuk Allah semata, bukan untuk
kesenangan diri sendiri. Sangat banyak godaan di sepanjang perjalanan
dakwah, baik berupa harta, kekuasaan dan godaan syahwat terhadap
pasangan jenis. Hanya keikhlasan yang akan membuat para kader bisa
bersikap dengan tepat menghadapi segala bentuk godaan dan dinamika
dakwah. Sangat banyak peristiwa di sepanjang perjalanan dakwah yang
menggoda para kader untuk meninggalkan jalan perjuangan. Ikhlas adalah
penjaga keberlanjutan dakwah.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki amal yang
berkesinambungan. Amal dalam dakwah bukanlah jenis amal yang
setengah-setengah, bukan jenis amal sporadis, spontan dan tanpa
perencanaan. Sejak dari perbaikan diri dan keluarga, hingga upaya
perbaikan masyarakat, bangsa, negara bahkan dunia. Amal dalam dakwah
memiliki tahapan yang jelas, memiliki tujuan yang pasti, memiliki
orientasi yang hakiki. Kader dakwah tidak hanya beramal di satu marhalah
dan meninggalkan marhalah lainnya. Kader dakwah selalu mengikuti
perkembangan mihwar dalam dakwah, karena itulah amal yang harus dilalui
untuk meretas peradaban.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki etos jihad yang
abadi. Jihad dalam bentuk kesungguhan, keseriusan, dan kedisiplinan
dalam menggapai visi dakwah yang hakiki. Kesungguhan membela hak-hak
umat, kesungguhan mendidik masyarakat, keseriusan mengusahakan
kesejahteraan masyarakat, kedisiplinan membersamai dan menyelesaikan
persoalan kehidupan yang semakin kompleks. Kader dakwah harus memberikan
kesungguhan dalam menjalankan semua agenda dakwah, hingga menghasilkan
produktivitas yang paripurna, di lahan apapun mereka bekerja. Itulah
makna jihad dalam konteks perjalanan aktivitas dakwah.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki pengorbanan yang
tak terhingga nilainya. Dakwah tidak mungkin akan bisa dijalankan tanpa
pengorbanan. Sejak dari pengorbanan harta, waktu, tenaga, pikiran,
fasilitas, hingga pengorbanan jiwa. Rasa lelah, rasa jenuh, rasa letih
selalu mendera jiwa raga, kesenangan diri telah dikorbankan demi tetap
berjalannya roda dakwah. Aktivitas dijalani sejak berpagi-pagi hingga
malam hari. Kadang harus bermalam hingga beberapa lamanya, kadang harus
berjalan pada jarak yang tak terukur jauhnya, kadang harus memberikan
kontribusi harta pada kondisi diri yang belum mapan dari segi ekonomi.
Pengorbanan tanpa jeda, itulah ciri kader dakwah yang setia.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki ketaatan kepada
prinsip, keputusan organisasi, dan kepada pemimpin. Prinsip-prinsip
dalam dakwah harus dilaksanakan dengan sepenuh ketaatan. Taat kepada
pondasi manhaj adalah bagian penting yang akan menghantarkan dakwah pada
tujuannya yang mulia. Taat kepada keputusan organisasi merupakan syarat
agar kegiatan dakwah selalu terbingkai dalam sistem amal jama’i. Taat
kepada pemimpin merupakan tuntutan agar pergerakan dakwah berjalan
secara efektif pada upaya pencapaian tujuan. Ketaatan bukan hanya
terjadi dalam hal-hal yang sesuai dengan pendapat pribadi, namun tetap
taat terhadap keputusan walaupun bertentangan dengan pendapatnya
sendiri.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki keteguhan tiada
henti. Kader dakwah harus selalu tegar di jalan dakwah, karena
perjalanan amatlah panjang dengan berbagai gangguan dan tantangan yang
menyertainya. Teramat banyak aktivis dakwah semasa, dimana mereka
memiliki semangat yang menyala pada suatu ketika, namun padam seiring
berjalannya usia. Ada yang tahan tatkala mendapat ujian kekurangan
harta, namun menjadi gugur saat berada dalam keberlimpahan harta dunia.
Ada yang tegar saat dakwah dilakukan di jalanan, namun tidak tahan saat
berada di pucuk kekuasaan. Kader dakwah harus berada di puncak kemampuan
untuk selalu bertahan.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki kemurnian dan
kebersihan dalam orientasi aktivitasnya. Sangat banyak faktor yang
mengotori kebersihan orientasi dakwah. Ada kekotoran cara mencapai
tujuan. Ada kekotoran dalam usaha mendapatkan harta. Ada kekotoran dalam
langkah menggapai kemenangan. Kader dakwah harus selalu menjaga
kemurnian orientasinya, tidak berpaling dari kebenaran, tidak terjebak
dalam kekotoran. Karena dakwah memiliki visi yang bersih, sehingga harus
dicapai dengan langkah dan usaha yang bersih pula.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki solidaritas,
persaudaraan dan kebersamaan yang tinggi. Ukhuwah adalah sebuah tuntutan
dalam menjalankan agenda-agenda dakwah. Semakin besar tantangan yang
dihadapi dalam perjalanan dakwah, harus semakin kuat pula ikatan ukhuwah
di antara pelakunya. Kader dakwah saling mencintai satu dengan lainnya,
saling mendukung, saling menguatkan, saling meringankan beban, saling
membantu keperluan, saling berbagi dan saling mencukupi. Kader dakwah
tidak mengobarkan dendam, iri dan benci. Kader dakwah selalu membawa
cinta, dan menyuburkan dakwah dengan sentuhan cinta.
Benarkah kita kader dakwah? Kader dakwah itu memiliki tingkat
kepercayaan yang tak tertandingi. Berjalan pada rentang waktu yang
sangat panjang, dengan tantangan yang semakin kuat menghadang,
menghajatkan tingkat kepercayaan prima antara satu dengan yang lainnya.
Berbagai isu, berbagai fitnah, berbagai tuduhan tak akan menggoyahkan
kepercayaan kader dakwah kepada para pemimpin dan kepada sesama kader
dakwah. Berbagai caci maki, berbagai lontaran benci, berbagai
pelampiasan kesumat, tak akan mengkerdilkan kepercayaan kader terhadap
langkah dakwah yang telah dijalaninya.
Jadi, benarkah kita kader dakwah?
* Fimadani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar