Golkar tak Bersih Tetap Disukai, PD-PKS Korup Dibenci
JAKARTA – Pengamat
politik UIN Syarif Hidayatullah, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan
masyarakat makin tak peduli terhadap isu korupsi. Bahkan, masyakarat tak
peduli terhadap perilaku partai politik yang korup. Hal ini tergambar
dalam berbagai survei akhir-akhir ini.
“Baca survei-survei hari ini yang paling tinggi pilihan koresponden
adalah Partai Golkar, sementara partai tersebut tidak bersih dari
korupsi,” kata Burhanuddin Muhtadi, dalam diskusi ‘Bersih-Bersih Parpol’
di press room DPR, Senayan Jakarta, Kamis (14/2).
Banyaknya masyarakat yang memilih Golkar, menurut Burhan, menjadi
bukti bahwa masyarakat ternyata tidak memberikan sanksi apa-apa terhadap
partai politik yang korup.
Dia jelaskan, sikap yang diberikan masyarakat kepada Golkar berbeda
dalam merespon Partai Demokrat dan PKS yang kadernya sama-sama terjerat
korupsi.
“Jika partai lama seperti Golkar kadernya terkena kasus korupsi,
dianggap wajar. Tingkat toleransi masyarakat, tidak setinggi terhadap
dua partai baik Demokrat maupun PKS,” ungkapnya.
Demokrat yang berkoar-koar antikorupsi tahun 2009, sekali korupsi,
hukuman masyarakat lebih pedih ketimbang korupsi yang dilakukan kader
partai lain. Burhan mengatakan kondisi demikian dikhawatirkan membuat
Indonesia lama-kelamaan tidak memiliki role model partai yang bersih
korupsi.
Lebih lanjut dia menantang, jika Demokrat maupun PKS serta
partai-partai lain mampu menjadi inisiator untuk membersihkan partai
secara kontinu, maka masyarakat tentunya dapat memelihara harapan
tentang partai bersih.
“Buka rumah tangganya, dapat darimana, pengeluaran untuk apa, dan
rekrutmen entah pilkada, pileg secara transparan dengan ukuran yang bisa
diukur dengan akal sehat,” tegasnya.
Sistem kepartaian sarannya, harus diperbaiki khususnya pendanaan
parpol. Sebab, dengan sistem yang sekarang maka partai akan tetap
terjebak pada politik transaksional dan tergantung kekuatan modal.
Kondisi itu menyebabkan tokoh partai yang bersih akan tersingkir
karena tak memiliki modal dan yang tampil hanya orang bermasalah.
“Selama tergantung pada kekuatan uang, maka karir politik seseorang
akan ditentukan besar-kecilnya dana atau nutrisi yang masuk ke parpol,
sehingga nantinya parpol bisa menjadi monster dan lonceng kematian bagi
parpol dan demokrasi itu sendiri,” kata Burhan.
Agar iklim partai dan politik jadi lebih sehat maka sistemnya harus
diperbaiki. Dia menyontohkan saat ini 70 persen anggota DPR berlatar
pengusaha yang secara finansial mampu membuat iklan di media, pasang
baliho, bendera, stiker, dan alat kampanye politik lainnya di
masyarakat. (fas/jpnn)
http://payakumbuh-today.com/golkar-tak-bersih-tetap-disukai-pd-pks-korup-dibenci/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar